Pimpinan Anak Ranting NU Dono Mulyo Tingkatkan Kualitas Ummat
Seputih Agung, Lampung Tengah – Anak Ranting NU Dono Mulyo kembali menegaskan perannya dalam meningkatkan kualitas umat melalui kegiatan keagamaan yang berkesinambungan. Hal ini tampak dalam acara Lailatul Ijtima’ MWCNU Seputih Agung yang digelar pada Sabtu malam, 23 Agustus 2025, di Masjid Hidayatul Muslimin, Dusun Dono Mulyo, Kecamatan Seputih Agung, Lampung Tengah.
Ketua Panitia, Ustadz Edi Susanto, seorang ustadz muda yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Takmir Masjid Hidayatul Muslimin sekaligus pengurus LPBH MWCNU Seputih Agung, menyampaikan bahwa Anak Ranting NU Dono Mulyo terus berusaha menghadirkan kegiatan yang mendidik dan membangun semangat jamaah.
Pada kesempatan tersebut, panitia menyerahkan piagam penghargaan kepada pemenang lomba adzan kategori dewasa. Perlombaan adzan lintas usia ini sebelumnya digelar untuk memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia.
“Usia hanyalah angka, namun semangat belajar dan perjuangan tetaplah berjiwa muda,” ujar Edi dalam sambutannya dengan gaya lugas khas anak muda yang penuh semangat. Ia menambahkan, ke depan panitia berencana mengadakan berbagai lomba lain seperti lomba khutbah, membaca Al-Barzanji, pembawa acara, bahkan praktik serah terima manten. Semua itu dimaksudkan sebagai wadah pembelajaran sekaligus penguatan tradisi keagamaan warga NU.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Masjid Hidayatul Muslimin bersama Lembaga Pendidikan Baiturrahman yang diasuh oleh Kyai Jajang Maulana juga rutin mengadakan program keilmuan setiap malam Rabu, antara lain pengajian tajwid, latihan khutbah, tata cara mengurus jenazah, serta pembelajaran fiqih. Tidak hanya itu, ada pula kegiatan bulanan berupa khataman Al-Qur’an dan kajian kitab Al-Hikam yang menjadi sarana menjaga tradisi keilmuan para ulama salaf.
“Ini adalah cara kami merawat jagat dan membangun peradaban,” imbuhnya menutup sambutan.
Kehadiran Anak Ranting NU Dono Mulyo dengan berbagai aktivitasnya menjadi bukti nyata bahwa NU di tingkat dusun tidak hanya berfungsi sebagai wadah silaturahmi, tetapi juga sebagai pusat penguatan kapasitas umat. Semangat kebersamaan ini sekaligus memperlihatkan bahwa NU di akar rumput terus berkontribusi bagi agama, bangsa, dan masyarakat.